Waduk Darma telah kita dorong untuk menjadi ikon pariwisata tingkat nasional, melalui semangat kolaboratif antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Kuningan, camat, kepala desa se-wilayah darma dan para pihak melalui konsep Kolaborasi Pentahelix yang dikembangkan oleh Bappeda Kabupaten Kuningan. didalamnya terdapat penggiat pemberdayaan masyarakat dari IRE Yogyakarta, akademisi dari universitas pasundan Bandung, tenaga ahli kabupaten kuningan, komunitas kompepar dan media.
semangat ini sejatinya adalah wujud idealisme untuk mewujudkan visi Pembangunan Daerah “Kuningan MAJU (ma’mur, agamis, pinunjul) Berbasis Desa tahun 2023”. sebuah cara pandang yang ingin menempatkan pembangunan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat melalui keunggulan dan potensi lokal sesuai karakter setempat. harapannya pembangunan di kabupaten kuningan akan “membumi” menjadi milik masyarakat dan sekaligus menjawab kebutuhan yang ada. masyarakat akan aktif dalam setiap tahapan pembangunan dan keberhasilan pendekatan ini dapat dilihat dari munculnya “keunggulan” berbasis desa.
Pemerintah Kabupaten Kuningan telah mencanangkan program unggulan yaitu “100 Desa Pinunjul” dengan berbagai ke-khas-an nya, gagasan ini telah menarik minat mitra kerja dari berbagai kalangan, salah satunya adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh ire yogyakarta yang tahun ini mentargetkan 5 desa di area pengembangan Waduk Darma.
Dengan semangat pemberdayaan masyarakat untuk menjamin mereka lah yang akan menjadi pelaku utama pengembangan ekonomi di wilayahnya. masyarakat Kecamatan Darma harus menjadi tuan rumah, kontributor kemajuan dan penerima hasil kesejahteraan saat area ini berkembang menjadi magnet pertumbuhan ekonomi.
Bappeda Kabupaten Kuningan telah mengambil langkah maju untuk mengajak mitra kerja untuk bekerja bersama dan membagi peran dalam pengembangan kawasan waduk darma ini. ire dengan sumber pendanaannya yang mandiri telah membantu kebupaten kuningan untuk menggali potensi pengembangan ekonomi yang menempatkan masyarakat sebagai pusat pertumbuhan. menemukan model usaha yang tepat, membangun kekuatan ekonomi berbasis pemberdayaan dan pada akhirnya dapat mewujudkan idealisme ekonomi “berdikari” berdiri di atas kaki sendiri.
Sentra pertumbuhan ekonomi baru tentu tidak hanya bicara tentang bagaimana memperoleh profit/keuntungan atau tambahan penghasilan bagi masyarakat, tapi bagaimana membangun kehidupan sosial dan budaya sebagai pengikat dan identitas kita bersama.
Dialog yang diinisiasi oleh Pemerintah Kabupaten kuningan melalui Bappeda dengan semua komponen masyarakat, perangkat daerah lintas sektor, Akademisi dan DPRD telah beberapa kali dilakukan. upaya ini ditujukan untuk meningkatkan sinergi para pihak dalam mewujudkan pembangunan ekonomi kawasan di Waduk Darma yang diharapkan dapat menjadi role model untuk direplikasi di tempat lain.